2 Taat pada suami. Selama suami tak memintamu melakukan hal-hal yang melanggar aturan, maka ikutilah. Jadilah istri yang taat pada suami, karena hal itu bisa membuatnya senang. Jadilah taat kepadanya bukan karena harus atau takut, melainkan wujud rasa cintamu kepadanya. Istri yang taat bisa bikin suami bahagia dan bersyukur sudah mendapatkanmu, lho. Isteriyang solehah itu selalu memerhatikan akan tanggungjawabnya sebagai isteri, ia hanya berbuat sesuai dengan ketentuan Allah. Di antara ciri-ciri isteri solehah itu ialah bertanggungjawab terhadap kerja-kerjanya. Pada dasarnya kewajipan isteri solehah itu ialah: 1. Patuh dan taat kepada suami yang soleh Gajisaya 7juta/bulan. Suami saya bekerja sebagai penjual roti bakar di pagi hari, es cendol di siang hari. Kami menikah baru 3 bulan, dan kemarinlah untuk pertama kalinya saya menangis karena merasa durhaka padanya. Waktu itu jam 7 malam, suami baru menjemput saya dari kantor, hari ini lembur, biasanya sore jam 3 sudah pulang. Saya capek sekali ukhty. Vay Tiền Trả Góp Theo Tháng Chỉ Cần Cmnd Hỗ Trợ Nợ Xấu. Semua perempuan muslim pasti menginginkan bisa menjadi istri sholehah untuk sang suami. Meskipun tidak mudah, Allah SWT telah menjanjikan pahala yang setimpal bagi perempuan yang bisa melakukannya. Mengingat peran perempuan sebagai istri tidaklah ringan, umumnya perempuan pun memuliki kekuatan dan kemampuan yang tidak bisa diremehkan. Jika bisa menjalankan perannya dengan baik, seorang istri bahkan mampu membawa seluruh keluarganya menuju surga. Pertanyaan yang muncul, bagaimana cara melakukannya sehingga perempuan muslim bisa menjadi istri sholehah? Sosok yang bisa mendapingi suami sebagai partner dalam menjalani pernikahan dan tentunnya mendampingi si kecil? Berikut ini beberapa cara untuk melakukannya. Artikel Terkait Agar Berkah, Ini 7 Aturan Memberi Nama Anak Menurut Islam 12 Tips menjadi istri sholehah 1. Terbuka dengan Suami Komunikasi yang baik berdasarkan kepercayaan satu sama lain menjadi kunci utama untuk hubungan yang sukses. Percayalah pada suami, ceritakan tentang pemikiran terdalam Bunda, ide-ide, bahkan rasa tidak aman, kecewas, ataupun rasa bahagia Bunda kepadanya. Bunda dapat meminta hal yang sama sehingga kalian berdua akan sama. Berkomunikasi tentang harapan, pelajarilah Quran dan sunnah tentang bagaimana menjadi istri yang baik. 2. Lakukan yang Terbaik dalam Pekerjaan Rumah Dalam Islam, pekerjaan rumah biasanya menjadi tugas istri karena suami akan pergi mencari uang. Namun, hal ini tentu saja bukan berarti Bunda melakukan semuanya sendirian. Bagikan tanggung jawab dengannya, biar bagaimana pun kerja sama menjadi salah satu poin penting yang harus diterapkan di dalam keluarga. Dalam hal ini, sejak awal diskusikan dengan suami terkait pembagian tugas. Misalnya, membantu si kecil dalam mengerjakan pekerjaan rumah atau bermain. Nabi saw juga banyak membantu istrinya melakukan tugas-tugas rumah tangga. 3. Bersenang-senanglah dengan Suami Meskipun Bunda sudah menikah dan punya anak, bukan berarti tidak bisa bersenang-senang lagi bersama suami. Lakukan kegiatan yang disukai bersama-sama. Tak ada salahnya jika membuat jadwal untuk kencan berdua setiap bulannya. Menghabiskan waktu berkualitas dengan suami sangat penting untuk menjaga agar api cinta tetap menyala. Sama menyenangkan dan penting saat melakukan kegiatan bersama anak-anak. 4. Bicaralah Padanya dengan Lembut Normal bagi suami dan istri untuk saling berdebat, beradu argumen. Biar bagaimana pun, 'isi' kepala Bunda atau suami tentu saja tak selalu sama. Hal yang penting untuk diingat adalah bagaimana cara mengomunikasikannya. Memilih kalimat dan intonasi suara. Tidak peduli seberapa panas Bunda dan suami saat berdebat, pastikan berbicara dengannya dengan lembut dan tidak 'menyerang' dan menyudutkannya. Nabi saw berkata kepada istrinya Aisha, "Perlihatkan kelemahlembutan, karena jika kelemahlembutan ditemukan dalam sesuatu, itu mempercantik dan ketika dikeluarkan dari apapun itu merusaknya." Dalam ilmu psikologi, saat berbicara dan ingin mengungkapkan ketidak setujuan dengan suami, pilih kalimat I message. Yaitu, bagaimana cara Bunda mengekspresikan pikiran dan perasaaan tentang suatu pengalaman atau interaksi, dengan menggunakan suara lembut dan pernyataan yang dimulai dengan saya’. Kalimat yang bisa dipilih, “Saya merasa sedih dan terlalu lelah, kalau semua perkerjaan rumah dikerjaan sendirian. Menurutmu apa yang perlu dilakukan?" Artikel Terkait Bagaimana Hukum dan Adab Menggelar Resepsi Pernikahan dalam Islam? 5. Diskusikan Setiap Hal Bersama Ketika Bunda menikah, diskusikan setiap masalah bersama dengan suami, terutama dalam hal membesarkan anak dan hal-hal yang berkaitan dengan keluarga. Tanyakan kepada suami apa pendapatnya tentang membesarkan anak, cara terbaik untuk mendidik anak-anak baginya dan bertukar ide lainnya, Jadikan diskusi ini menjadi kebiasaan di dalam keluarga. Baik dengan suami atau pun anak, dengan demikian seluruh keluarga akan memiliki peran dalam mengambil keputusan. 6. Tunjukkan Kasih Sayang pada Suami Salah satu cara bagaimana menjadi istri yang baik dalam Islam adalah dengan menunjukkan cinta dan kasih sayang kepada suami. Jangan malu untuk memulainya terlebih dahulu dan menerapkan perilaku asertif. Perlihatkan, dan menyampaikan perasaan dengan jujur, tanpa menyinggung perasaan satu sama lain. Termasuk memperlihatkan kasih sayang dengan menggatakan kalimat, "Aku sayang kamu," atau jadikan memeluk satu sama lain sebagai salah satu ritual di dalam keluarga. Bahkan jika perlu, sekali berikan kejutan dengan membuatkan makanan spesial yang ia sukai, dengan memberikan kalimat singkat yang menunjukan Bunda mencintainya. 7. Perlihatkan Penghargaan Kepada Suami Bekerja setiap hari, menghasilkan uang untuk memenuhi kebutuhan pasti sangat melelahkan. Suami mungkin tidak akan pernah memperlihatkan rasa lelahnya, karena ia mengerti bahwa Bunda juga melakukan tugas yang melelahkan. Walaupun begitu, memberikan apresiasi terntu saja sangat penting. Hargai dengan mengucapkan terima kasih atau memberinya pijatan ringan di pundak, atau hal lain yang menunjukkan bahwa Bunda peduli. Artikel Terkait 5 Peran Penting Ayah dalam Keluarga Menurut Islam, Apa Saja? 8. Nikmati Keintiman Bersama Tidak dapat disangkal lagi, seks merupakan kebutuhan pasangan saat menikah. Dalam ikatan perkawinan, seks dianggap sebagai perbuatan baik dalam Islam. Allah SWT memberikan berkah penuh-Nya kepada pasangan yang melakukan hubungan intim dan merasa bahagia karenanya. Karena itu, nikmati momen keintiman yang Bunda miliki dengan suami. Lakukan dengan benar sesuai dengan sunnah. Saat melakukannya, perlu diingat bahwa aktivitas seksual tidak semata-mata untuk kesenangan dan kenikmatan. Ini juga merupakan tindakan ibadah dan membawa banyak pahala dari Allah SWT. Jangan lupa untuk melakukan ghusl mandi ritual besar setelahnya. 9. Melakukan Ibadah Bersama Setiap kali Bunda melihatnya, setiap kali dia berbicara kepada Bunda, selalu mencari Allah SWT di matanya. Suami yang baik tentu saja seseorang yang selalu mengingat istrinya kepada Allah, dan seorang istri yang baik harus membawa suaminya lebih dekat kepada Allah SWT. Belajar Islam bersama, menerapkan sunnah dalam kehidupan sehari-hari dan menghindari dosa serta tindakan terlarang lainnya. 10. Selalu Mendoakan Pernikahan yang Bahagia Selalu libatkan Allah SWT dalam pernikahan. Untuk memiliki pernikahan yang bahagia dan sukses, tanyakan kepada Allah SWT. Selain usaha yang sama-sama dilukan bersama suami, Allah tentu saja satu-satunya yang dapat membantu dan memberikan ketenangan dalam pernikahan. Mintalah bimbingan dari Allah SWT, terutama ketika Anda menghadapi kesulitan dalam kehidupan pernikahan Anda. Buat setiap keputusan dengan hati-hati dan selalu ingat Allah SWT saat melakukannya. 11. Lindungi Tubuh Anda Hanya untuk Suami Seorang Islam memiliki aturan tertentu tentang bagaimana seorang perempuan harus berpakaian sendiri. Dia harus memastikan bahwa bagian pribadinya tertutup. Bukan tanpa alasan, hal ini tentu untuk kebaikannya sendiri. 12. Menjadi Perempuan yang Kuat dan Berpendirian Teguh Istri yang baik patuh dan taat kepada suaminya. Tapi itu tidak berarti Bunda harus menyerahkan diri dalam segala hal yang dia lakukan, terutama ketika suami berlaku kasar. Berdiri untuk diri sendiri dan menjadi kuat. Seorang suami tidak boleh menyalahgunakan istrinya karena al tersebut merupkan dosa besar. Otoritasnya bukan sebagai alasan untuk melakukan kekerasan. Banyak perempuan bertanya tentang bagaimana menjadi istri yang sholehah dalam Islam. Selama mereka mengikuti sunnah dan syariah, itu akan menjadi hal yang baik. *** Sumber Azislam Baca juga Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android. *** KISAH ISTRI SHOLEHAH YANG SANGAT PATUH DAN SETIA KEPADA SANG SUAMI *** Bismillahirrahmanirrahim Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh SubhanAllah Alhamdulillah Allahu Akbar….. Kisah nyata ini saya dapatkan dari kitab Uqudulujain. Sebuah kitab yang banyak dikaji di berbagai pondok pesantren di Indonesia. Kitab karya Syaikh Nawawi Al-Bantani ini cukup populer karena merupakan salah satu kitab yang membahas tentang tata cara hidup berumah tangga yang islami. Semoga kisah yang ditulis kembali ini dapat menginspirasi para wanita khusunya yang hendak/sudah membina mahligai rumah tangga agar mendapatkan berkah dalam pernikahannya. Kisah setia ini terjadi pada zaman Rasulullah SAW. Ketika Rasulullah masih hidup, tersebutlah seorang istri yang shalihah. Wanita setia ini begitu taat kepada suaminya. Suatu hari, karena kewajiban Agama untuk pergi berjihad, sang suami hendak berangkat memenuhi panggilan suci untuk berjihad dia berpesan pada istrinya “Istriku tersayang yang kucintai, aku akan pergi untuk berjihad meninggikan kalimat-kalimat Allah, sebelum aku kembali pulang dari berjihad, kamu jangan pergi kemanapun dan jangan keluar dari rumah ini”. Setelah berpesan demikian pada istrinya, berangkatlah si suami menuju medan jihad. Beberapa hari berlalu, datanglah seseorang kepada wanita tersebut yang mengabarkan bahwa Ibunya sedang sakit parah. Orang yang diutus tersebut mengatakan pada wanita shalihah tersebut untuk segera menjenguk Ibunya. “Ibumu saat ini sedang sakit keras, jenguklah dia sekarang” Dengan gelisah wanita tersebut menjawab “Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya, bukannya tidak mau menjenguk, tapi saya dilarang keluar rumah sebelum suami saya pulang, tolong sampaikan permohonan maaf dan salam saya pada Ibu”. Si utusanpun pulang kembali tanpa membawa wanita tersebut. Malam berlalu dan suami yang berjihad belum juga pulang. Keesokan harinya datang kembali seorang utusan yang mengabarkan bahwa Ibu wanita tersebut meninggal dunia. Betapa sedih perasaan wanita tersebut, air matanya berlinang mendengar kabar Ibu yang dicintainya telah pergi untuk selama-lamanya, bahkan disaat terakhirnya dia tidak berada disampingnya. Utusan tersebut berkata “sekarang Ibumu telah tiada, datanglah untuk memberikan penghormatan terakhir sebelum beliau akan dikebumikan hari ini”. Namun istri yang shalihah ini sambil menangis tersedu menjawab “Bukanya saya tidak mencintai Ibu saya, tapi saya memegang amanah suami saya untuk tidak keluar rumah hingga dia pulang dan memberi saya izin”. Dengan berat utusan tersebut pulang. Mungkin karena kesal dan heran dengan sikap wanita tersebut yang tidak mau datang walaupun Ibunya sakit keras hingga meninggal dunia, dia adukan masalah tersebut pada Rasulullah Dengan nada sedikit kesal ia berkata kepada Nabi SAW, “Wahai Rasulullah, wanita itu sangat keterlaluan, dari mulai Ibunya sakit hingga meninggal dunia dia tidak mau datang untuk menemui Ibunya”. Rasulullah bertanya “Kenapa dia tidak mau datang?” “Wanita itu mengatakan bahwa dia tidak mendapata izin untuk keluar rumah sebelum suaminya pulang berjihad”, jawab utusan yang mengadu ke Rasulullah SAW tersebut. Rasulullah SAW tersenyum, kemudian beliau berkata “Dosa-dosa Ibu wanita tersebut diampuni Allah SWT karena dia mempunyai seorang puteri yang sangat taat terhadap suaminya”. Hikmah dari kisah ini adalah agar setiap wanita selalu taat pada suaminya selama apa yang diperintahkan suaminya bukan untuk mengingkari ketentua Allah. karena bagi seorang Istri hak Suamilah yang paling pertama dan utama harus dipenuhi, sedangkan bagi seorang Suami, Ibunyalah yang harus lebih diutamakan. Kesetiaan seorang istri dan ketaatannya pada suami pada kisah wanita di atas bisa dijadikan contoh bagaimana seorang Istri menjaga amanah dan patuh pada suami, sehingga orangtuanya pun mendapatkan berkah yang luar biasa. Semoga para pembaca khususnya wanita bisa mengambil hikmah dalam kisah ini dan menjadi seorang calon atau Istri yang baik dan diridhoi Allah SWT. Amin amin, ya Rabbal Aalamiin. Wa’alaikum sallam warohmatullahi wabarokatuh. Subhanallah walhamdulillah wala ilaha illallah wallahu akbar Walahaulawala Quwwata illabilla hil aliyil azhim. Allahumma sholli ala Muhammad, wa ala ali Muhammad. Astaghfirullahal azhim wa atubu ilaih. Panduan Istri Solehah  Apabila berbuat bercakap atau berbincang, gunakan hubungan mata, gerak hati, pegang tangan erat-erat, duduk rapat-rapat, baring bersama dan bernafas serentak, ajak atau biarkan pasangan anda berbaring di atas ribaan.  Coba masak yang paling sedap untuk suami setiap masa. Usahakan paksa suami berkomentar apabila dia hanya berdiam diri.  Temankan pasangan apabila melakukakn kerja bersendirian pada waktu malam.  Letakkan barang-barang keperluan suami di tempat lazim agar mudah dia mendapatkannya.  Tolong bawa barang walaupun suami kita mampu membawa semua.  Bacakan berita yang menarik perhatian pasangan atau buat berita yang disukainya daripada surat kabar atau majalah.  Mengemas tempat tidur apabila suami sudah bangun.  Ceritakan karena anak yang membuatkan anda gembira atau geli hati kepada pasangan.  Usahakan dekat dengan pasangan secara fizikal atau batin .  Tunjukkan minat mengenai perkara yang dilakukan pasangan, kerja yang dibuat dan orang yang ditemui.  Apabila pasangan kurang sehat, beri perhatian sewajarnya. Manjakan pasangan seperti kita memanjakan anak.  Beri tindak balas positif apabila mendegar pasangan bercerita. 8  Masuk tidur bersama-sama dengan pasangan. Jika kita ingin tidur dahulu, minta kebenaran daripada pasangan.  Salam/peluk/cium dan belai pasangan sebelum bertugas.  Coba tertawa apabila pasangan buat lawak atau bercerita sesuatu yang lucu.  Ucapkan terima kasih atas setiap khidmat pasangan.  Cari masa untuk berdua-duaan sekali dengan suami.  Jangan pernah berkelahi bersama pasangan.  Doakan pasangan supaya bahagia di dunia dan akhirat tanpa pegetahuannya.  Ajaklah pasangan berjalan-jalan tanpa anak.  Coba berikan apa-apa yang pasangan hajati.  Nyatakan yang ada merinduinya bila berjauhan.  Sesekali buat kuih kegemaran suami.  Beribadah atau menyertai kegiatan di gimnasium bersama-sama.  Jangan menghukum pasangan jika dia mengecewakan anda tanpa sengaja.  Maafkan pasangan jika dia terlupa buat sesuatu untuk anda.  Minta maaf dengan segera jika melukakan hatinya.  Coba fahami pasangan jika dia membangkang atau enggang membantu.  Apabila suami minta maaf, terima dengan kasih sayang. Usahakan jual mahal sangat. Ingat, kebanyakan suami merasa sukar untuk meminta maaf daripada istri.  Pamerkan keseronokan apabila berhubungan intim.  Tunjukkan simpati dan bantu pasangan mencari barang yang hilang atau tersalah letak.  Nyatakan dengan hikmah kepada suami jika anda tidak menggemari pilihannya seperti pakaian, tempat makan, lauk- pauk.  Berkongsi perasaan negatif dengan pasangan secara terbuka tanpa menyalahkannya.  Jangan mengesa suami melakukan sesuatu yang sememangnya ingin dilakukan kerana ini boleh menyebabkan suami tawar hati.  Elak memberi penjelasan dengan panjang lebar. Suami sering melenting apabila isteri “bersyarah” panjang lebar karena ini menunjukkan seolah-olah istri tidak percaya pada suami.  Elak menjadikan suami berasa tidak mampu, tidak layak dan tidak berkebolehan.  Ramai suami seronok dan selesa sekadar duduk bersama isteri. Justru, istri perlu sanggup berbuat dan bercerita tanpa banyak tindak balas daripada suami.  Jangan cabar pasangan.  Apabila berselisih faham atau bertengkar, fokus pada masalah yang sedang dibahaskan dan jangan ungkit perkara lalu.  Beri dan perbaharui kepercayaan kepada pasangan sepenuhnya setiap masa. Jangan suka mengenang rekod lama dan jangan melabel pasangan berdasarkan rekod itu.  Jangan ingkar mengenai perkara yang telah disetujui. Pasangan akan berkecil hati jika anda menyatakan persetujuan tetapi tidak bertindak seperti dipersetujui bersama.  Istri mempunyai kelebihan dalam memahami suami. Justru, jadilah si Kembang Cina. Fahami hakikat bahwa kebanyakan suami mengalami kesukaran memahami istri.  Ramai suami merasa janggal dan malu menyatakan sayang pada istri. Justru istri perlu membaca perlakuan suami yang menunjukkan kasih sayangnya. jangan paksa suami meluahkan perasaan. Sesungguhnya, “action speaks louder than words”.  Cemburu tanda sayang tetapi jangan keterlaluan karena boleh menyebabkan pasangan anda menjadi rimas dan serba salah.  Untuk merangsangkan suami pamerkan kasih sayang dan puji selalu.  Elak menasihati suami jika tidak diminta. Istri meminta nasihat untuk bermanja tetapi bagi suami itu satu kelemahan.  Apabila pasangan berkata atau berbuat sesuatu yang menyakiti hati, adalah lebih baik untuk mencari kepastian daripadanya. jangan membuat tanggapan sendiri yang mungkin tersilap.  Selepas berusaha bersungguh-sungguh, berdoa dan bertawakal kepada Allah SWT semoga hidup kita bahagia di dunia dah akhirat, amin . . . Tips-Tips untuk Istri Solehah 1. Mentaati Perintah Allah SWT dengan mengerjakan segala perintah suami dengan kehendak Allah SWT. 2. Bersikap malu terhadap suami. 3. Sentiasa melembutkan percakapan di hadapan suami. 4. Hendaklah mendiamkan diri ketika suami sedang berkata-kata 5. Berdiri tegak sebagai menghormati suami pulang dan pergi. 6. Hendaklah senantiasa menyerahkan diri apabila suami memerlukan. 7. Memakai wangi-wangian di hadapan suami bersolek. 8. Menghiaskan diri untuk suami. 9. Tidak berhias dan memakai wangian semasa ketiadaan suami. 10. Memelihara mulut dari bau-bauan yang tidak menyenangkan suami. 11. Tidak mengkhianati dan melakukan curang terhadap suami semasa ketiadaannya. 12. Hendaklah sentiasa menghormati keluarga suami. 13. Hendaklah bersyukur di atas segala yang disediakan suami. 14. Sentiasa bersedia serta rela disentuh suami bila sahaja dikehendakinya. 15. Tidak melakukan puasa sunat kecuali dengan keizinan suami. 16. Tidak keluar rumah tanpa kebenaran suami. Ciri-ciri Istri Solehah 1. Mengakui dan menerima kenyataan bahwa suami ialah ketua di dalam kepimpinan keluarga di dalam rumah tangga. Tiada siapapun boleh menyangkal bahwa suami telah diberikan kelebihan satu darjah daripada istri. Satu karunia Allah yang meletakkan suami bertanggungjawab menjaga serta mengawal keselamatan dan kesejahteraan perjalanan hidup keluarganya di dunia dan di akhirat serta suami wajib memberi nafkah istri dan anak-anaknya. Firman Allah “Kaum lelaki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh kerana Allah telah melebihkan sebahagian mereka lelaki atas sebahagian yang lain wanita, dan karena mereka lelaki telah menafkahkan sebahagian daripada harta mereka. An-Nisa 34”. 2. Memberi keutamaan hak suami karena bagi seorang istri tidak ada hak yang lebih utama kepadanya selain hak suami. Aisyah pernah bertanya kepada Rasulullah “ Hak siapakah yang lebih utama diberikan oleh seorang istri?”. Rasulullah menjawab “Suaminya”. Apabila ditanya mengenai hak siapakah yang lebih utama diberikan oleh suami. Baginda menjawab, ibunya. Hadis riwayat Hakim. Bersifat amanah yaitu menjaga maruah diri sendiri sebagai istri dan menjaga maruah suami terutama di dalam perkara-perkara rahasia pribadi dan rumah tangga. Istri ialah orang yang paling hampir kepada suami yang tahu segala kekurangan dan kelemahan suaminya. Membuka rahasia suami atau menyebarkannya akan menjelaskan kewibawaan suami, sekaligus menggugat keharmonsian rumah tangga karena suami telah hilang kepercayaan terhadap istri. 3. Bijaksana menjaga harta benda suami tanpa membazirkannya. Jangan meminta sesuatu yang di luar kemampuannya karena hal yang demikian akan menyebabkan tekanan dan ketegangan di dalam kehidupan suami. 4. Senantiasa bersedia untuk menggembirakan hati suami, sama ada dengan tingkah laku yang menawan, tutur kata yang menjadi penawar serta perhiasan diri zahir dan batin. Rasulullah SAW bersabda “Tiada faedah yang paling baik diperoleh seorang mukmin suami yang beriman selepas bertaqwa kepada Allah azza wa jalla selain istri yang solehah”. Apabila suami menyuruhnya, ia mentaatinya. Jika suami memandangnya ia menggembirakan hati suaminya. Sekiranya suami bersumpah, ia memenuhi sumpah suaminya itu. Apabila ia keluar karena bertugas atau berjuang, ia menjaga maruahnya dan maruah suaminya serta menjaga harta benda suaminya dengan cara berjimat cermat membelanjakannya. Riwayat Ibnu Majah. Istri wajib mentaati perintah suaminya selagi ia tidak bertentangan dengan kehendak Islam, tetapi sayangnya ramai di kalangan suami yang menyalahgunakan pengertian taat ini. Mereka mengambil kesempatan untuk membebankan istri dengan berbagai hal yang tidak wajar. 5. Berusaha menambah ilmu pengetahuan dan mempertingkatkan nilai-nilai akhlak yang murni supaya sejajar dengan petunjuk yang diarahkan oleh Islam mengenai sahsiah seorang isteri yang seharusnya dipilih oleh suami. Sabda Rasulullah SAW, “Seorang wanita itu dinikahi karena salah satu daripada sifat-sifat utamanya, kejelitaannya, hartanya, akhlaknya dan agamanya. Hendaklah kamu memilih wanita yang memiliki agama dan akhlak, kamu akan beruntung kelak. Riwayat Ahmad. 6. Mempunyai sifat ridha, yakin diri serta tawakal kepada Allah untuk menghadapi berbagai masalah dan cabaran hidup berkeluarga selaras dengan firman Allah, “Bergaullah dengan istri-istri kamu menurut cara yang wajar dan baik. Sekiranya kamu merasa tidak senang disebabkan perangai mereka, bersabarlah mungkin dalam perkara yang kamu tidak suka itu Allah menjadikan kebaikan yang banyak. An-Nisa 19”. Walaupun ayat ini ditujukan kepada suami, pengajaran yang terkandung amat perlu menjadi panduan kepada para istri. Setiap orang hendaklah menyadari hakikat bahwa tiada seorang pun yang cukup sempurna dalam segala aspek. Oleh kerana itu kita perlu berusaha membenarkan dan menyelesaikannya. Rasulullah memberi panduan, “Janganlah seorang suami yang mukmin membenci istri yang mukminah disebabkan tingkah lakunya. Jika ia tidak berkenan kepada satu daripada tingkah lakunya, tentu masih ada tingkah lakunya yang lain amat disenanginya. Hadis sahih”. 7. Membantu dan menolong suaminya agar menjadi anak yang sedia berbakti kepada kedua ibu bapaknya, lebih-lebih lagi ibunya yang telah lanjut usia, uzur dan miskin karena tanggungjawab anak lelaki lebih berat dan lebih utama terhadap kedua ibu bapaknya. 8. Bersedia menjadi penyokong kuat kepada perjuangan suaminya yaitu perjuangan yang tidak menyimpang dari garis-garis yang dibenarkan oleh Islam. Sabda Rasulullah SAW., “Allah memberi rahmat kepada seorang istri yang jika ia bangun malam dan sholat, ia membangunkan suaminya supaya sholat bersamanya. Tetapi sekiranya suaminya enggan, direnjiskan air ke muka suaminya dengan penuh kasih sayang”. 9. Berusaha menjadi ibu yang baik, bertanggungjawab, mendidik dan mengasuh anak-anaknya menjadi baik dan dapat melaksanakan hukum-hakam agama, berakhlak mulia sehingga menjadi teladan kepada orang ramai. Inilah sebahagian daripada sahsiah isteri yang seharusnya ada pada setiap wanita untuk mencapai kesempurnaan hidup berkeluarga dan mendapat keridhaan Allah yang diharapkan oleh setiap suami seperti doa Nabi Daud "Ya Allah, aku mohon kepada-Mu dikaruniakan seorang istri yang solehah, yang dapat membantuku menyelesaikan urusan duniaku dan urusan akhiratku.'' Kredibilitas Istri Solehah Sabda Rasulullah SAW “Dunia itu adalah kenikmatan dan sebaik-baik kenikmatan dunia ialah wanita yang solehah.” Riwayat Muslim, Kitaab al-Ridha. Agama merupakan faktor terpenting dalam mendapatkan kebahagiaan rumah tangga. Namun, tidak ramai di kalangan umat manusia pada zaman ini yang meneliti dan mengambil faidah daripada panduan agama dalam memilih calon istri. Ramai di kalangan kita yang masih tidak menyadari bahwa faktor ini berupaya memberikan kebahagiaan dan keuntungan dunia dan yang beragama senantiasa mentaati Allah dan Rasul-Nya. Menjaga maruah diri dan ibu bapak, menundukkan pandangan di hadapan lelaki yang bukan mahram, berusaha menuntut ilmu, memahami dan mengamalkan apa yang difahaminya. Sentiasa bertaubat dan mendekatkan diri kepada Allah dengan melakukan berbagai amalan wajib dan yang terdidik dengan agama akan sentiasa memastikan dirinya bersih, kemas dan cantik. Ini karena agama memerintahkan dia melakukan demikian. Semua itu dilakukan ikhlas kerana Allah berserta keyakinan bahwa dia akan dibalas dengan pahala di sisi Allah. Dia senantiasa memelihara diri dan menutup aurat dari pandangan lelaki yang bukan mahram. Percakapan yang lembut dan tepat seringkali menjadikan dirinya disukai dan disayangi oleh sesiapa saja yang mengenalinya. Masa yang terluang senantiasa dipenuhi dengan aktivitas yang berfaedah dan demi kebaikan diri serta agama. Mentaati kedua ibu bapak ditaati dengan sepenuh hati sebagai memenuhi perintah Allah agar berbuat baik kepada mereka dalam perkara makruf. Dia tidak pernah meninggikan suara jauh sekali menyakiti hati kedua- duanya. Ini bersesuaian dengan perintah Allah yang berbunyi “Dan Tuhanmu telah perintahkan supaya engkau tidak menyembah melainkan pada-Nya semata-mata dan hendaklah engkau berbuat baik terhadap ibu bapa. Jika salah seorang dari kedua-duanya atau kedua-duanya sampai kepada umur tua dalam jagaan dan peliharaan- Mu, maka janganlah engkau berkata kepada mereka sembarang perkataan kasar sekalipun perkataan "ah" dan janganlah engkau menengking dan menyergah mereka. Tetapi ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia yang bersopan santun”. “Dan hendaklah engkau merendah diri kepada kedua-duanya kerana belas kasihan dan kasih sayangmu dan doakanlah mereka, dengan berkata Wahai Tuhanku, cucurilah rahmat kepada mereka berdua sebagaimana mereka telah mencurahkan kasih sayang dalam memelihara dan mendidikku semasa kecil. Surah al-Israak 23 – 24”. Ridha dan Syukur dengan apa yang ada harta benda bukanlah matlamat utama hidupnya. Jika dia diberikan kekayaan, dia bersyukur dan tidak sombong. Malah seboleh mungkin melakukan kebajikan dengan bersedekah kepada yang kurang upaya. Sebaliknya jika dia ditakdirkan miskin, dia juga bersyukur dan bersabar. Dirinya sentiasa sadar bahwa di luar sana masih ramai yang diuji dengan kemiskinan yang lebih dahsyat daripada apa yang dialaminya. Segala yang ditentukan oleh Allah buat dirinya diterima dengan penuh ridha. Yakin bahwa setiap sesuatu yang telah ditentukan oleh Allah ke atasnya adalah baik untuk kehidupan dunia dan Rasulullah SAW “Sungguh mengagumkan sifat orang mukmin. Apa saja keadaannya pasti baik. Ia tidak pernah dialami oleh siapa pun melainkan orang mukmin. Jika dia senang, dia bersyukur dan ia baik untuk dirinya. Dan jika dia susah dia bersabar dan itu baik untuk dirinya.” Riwayat Muslim”. Dia juga senantiasa mengikut teladan wanita-wanita pada zaman sahabat dan salafussoleh. Mereka berjaya melahir dan mendidik generasi yang bijak pandai. Antaranya, dengan memberikan contoh Fatimah binti Muhammad yang sabar menghadapi kemiskinan, Ummul Mukminin Aisyah binti Abu Bakar dalam kebijaksanaan dan kecintaan kepada ilmu, Ummu Sulaim binti Milhan dalam kecintaan dan kesetiaan kepada suami dan kejayaan mendidik, Asma bin Abu Bakar dalam semangat yang kental dan ketabahan menghadapi berbagai ujian hidup. Wanita Solehah Adalah untuk Lelaki Mukmin. Oleh itu, adalah tidak wajar bagi seorang mukmin sejati melupakan kesemua ciri wanita solehah ini dalam memilih pasangan lalu menilai semata- mata dari sudut paras rupa yang menarik tetapi buruk akhlaknya. Ini amat merugikan suami dan rumah tangga muslim yang akan dibina. Segala ciri di atas menggambarkan betapa indahnya sifat wanita solehah. Dan alangkah bahagianya lelaki yang memiliki hati wanita ini. Keindahan ini tidak dapat ditandingi oleh ratu cantik dunia. Sekalipun pada pandangan manusia lain dia tidak memiliki paras yang cantik. Firman Allah SWT yang bermaksud “Kebiasaannya wanita-wanita yang jahat adalah untuk lelaki-lelaki yang jahat. Lelaki-lelaki yang jahat juga adalah untuk wanita-wanita yang jahat. Dan sebaliknya wanita-wanita yang baik adalah untuk lelaki-lelaki yang baik serta lelaki-lelaki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik”. Surah al-Nur 26. Walau bagaimanapun, ini bukanlah bermakna agama melarang sama sekali seseorang itu memilih calon istri yang cantik paras rupanya. Tiada siapa menafikan bahwa paras rupa yang menarik boleh menambahkan lagi keinginan seorang lelaki untuk menikahi seorang wanita. Ini merupakan fitrah dan diakui oleh agama. Sabda Rasulullah SAW “Apabila salah seorang kamu meminang seorang wanita sekiranya dia dapat melihat wanita itu, dia hendaklah melihatnya agar bertambah keinginannya untuk menikah.” Riwayat Ahmad, Abu Daud dan al-Bazzar. Disahihkan oleh al-Hakim dan Ibn Hibban. Juga berdasarkan sabda Rasulullah SAW “Wanita itu dinikahi kerana empat perkara. Kerana hartanya, keturunannya, kecantikannya dan agamanya. Oleh itu, pilihlah yang beragama niscaya kamu akan beruntung.” Riwayat al-Bukhari dan Muslim. Paras Rupa Bukanlah Segala-galanya Namun, apa yang dilarang ialah sikap seorang lelaki mukmin yang mengabaikan pemilihan istri dari sudut agama karena mengutamakan rupa paras. Sehingga sanggup memilih wanita yang tidak berakhlak semata-mata karena kecantikannya. Dan mengabaikan wanita mukminah lain yang lebih baik dari segi akhlak. Ini bersesuaian dengan firman Allah yang menyebut bahwa seorang hamba perempuan yang beriman itu lebih baik untuk dijadikan pasangan hidup berbanding wanita musyrik. Walaupun rupa paras wanita musyrik itu lebih menawan hati lelaki mukmin. Firman Allah SWT yang bermaksud "Sesungguhnya seorang hamba perempuan yang beriman itu lebih baik daripada perempuan kafir musyrik sekalipun keadaannya menarik hati kamu." Surah al-Baqarah 221 Istri Adalah Pemimpin di Rumah Suami Wanita yang beragama berupaya mendidik anak-anaknya dengan sempurna. Dia tahu dan sadar bahwa dirinya adalah ketua di rumah suaminya. Bertanggungjawab dalam memastikan anak-anak diberikan didikan agama yang secukupnya. Oleh itu, dia senantiasa memastikan anak-anaknya menjadi besar dengan sempurna dari segi rohani dan jasmani. Jadi, suami yang meninggalkan anak-anaknya bersama istri kerana mencari rezeki tidak akan bimbang karena dia sadar bahwa istri solehah lagi beragama yang dipilihnya itu berupaya menjaga dan mendidik anaknya dengan amanah sepanjang ketiadaannya di rumah. Sabda Rasulullah SAW “Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap orang akan ditanya terhadap apa yang dipimpinnya”. Seorang imam adalah pemimpin dan akan ditanya terhadap apa yang dipimpinnya. Seorang suami adalah pemimpin keluarganya dan akan ditanya tentang apa yang dipimpinnya. Wanita adalah pemimpin di rumah suaminya dan akan ditanya tentang orang yang dipimpinnya. Setiap seorang kamu adalah pemimpin dan akan ditanya tentang apa yang dipimpinnya.” Riwayat al-Bukhari dan Muslim. Paling baik ialah memilih wanita yang mempunyai kedua ciri yang dinyatakan di atas, yaitu cantik dan beragama. Perlulah berupaya menjaga maruah diri dan suami, menggembirakan hati suami, membina keluarga Islam yang harmoni dan membimbing keluarga menuju Allah. Namun, jika seorang lelaki berada dalam keadaan di mana dia perlu memilih salah satu daripada di atas, dia hendaklah mengutamakan agama. Mendidik Istri Tentang Agama Mungkin ada di kalangan muslimin yang mengatakan bahwa dia berupaya memberikan didikan agama yang secukupnya kepada calon istrinya kelak setelah berumah tangga. Lalu memandang remeh usaha mencari wanita yang beragama sebagai calon istri. Tetapi, tidak ramai yang sadar bahwa bukan mudah mendidik istri tentang agama dari mula sehingga dia benar-benar faham agama keseluruhannya. Usaha mendidik anak mungkin terbantu kerana istri itu sendiri masih belum mendalaminya. Ini merumitkan lagi tugas suami kerana terpaksa menghabiskan tenaga yang banyak dalam mencari nafkah, mendidik istri dan memastikan anak-anak menjadi besar dengan agama yang sempurna. Sebaliknya, istri yang telah faham dan mengamalkan tuntutan agama dengan baik akan memudahkan tugas suami. Bukan saja meringankan beban suami dengan memberikan berbagai pandangan yang benar untuk kebaikan rumah tangga, malah anak- anak juga menjadi besar dengan didikan agama yang sempurna. Dan suami tadi tidak perlu lagi memikirkan cara mendidik istri karena dia sendiri telah faham segala tuntutan agama lalu menerapkannya kepada anak-anak dan rumah tangga. Paras Rupa, Harta Benda dan Kedudukan Tidak Kekal Kecantikan paras rupa, harta benda dan darjat keturunan tidak akan berkekalan. Namun, kebaikan dan akhlak yang mulia akan kekal selagi hayat dikandung badan. Sehingga ia membawa pelakunya ke syurga. Antara kelebihan wanita solehah ialah akan sentiasa menghiburkan hati suami, ridha dan menghargai pemberian suami serta sanggup bersama suami sama ada ketika susah maupun senang. Ini kerana, agama menuntut dia melakukan demikian. Sabda Rasululah SAW “Tidak boleh bagi seorang manusia bersujud kepada manusia lain. Sekiranya perbuatan sujud seorang manusia kepada manusia lain ini baik, niscaya aku akan perintahkan wanita sujud kepada suaminya karena hak suami ke atasnya terlalu besar.” Hadis tsabit riwayat Ahmad dan al-Bazzar. Sebuah riwayat menceritakan “Seorang wanita datang kepada Rasulullah SAW karena hajat tertentu. Apabila selesai, Rasulullah SAW bertanya “Adakah kamu mempunyai suami?”. Dia menjawab “Ya”. Sabda baginda “Bagaimanakah kamu dengan dia?” Dia menjawab “Aku tidak melalaikan haknya melainkan jika melibatkan apa yang tidak mampu kulakukan”. Sabda baginda “Kamu perlu lihat keadaan kamu daripadanya. Sesungguhnya dia adalah syurga dan neraka kamu.” Riwayat Ahmad dan al-Nasaai dengan sanad yang baik. Wanita solehah memahami hak suami. Dia berusaha menunaikan semua hak itu semata-mata kerana mengharapkan ridha Allah. Apa saja masalah rumah tangga yang Adihadapinya akan ditangani secara baik dan terbuka. Dia juga bersedia menerima segala sikap baik dan buruk suami. Serta memohon petunjuk Allah agar dipermudahkan segala masalah yang dihadapinya ketika menjalani hidup berumah tangga. Dia tidak akan sekali-kali membuka rahasia suami kepada orang lain terutamanya yang melibatkan rahasia di tempat tidur mereka. Sabda Rasulullah SAW “Sesungguhnya seburuk-buruk kedudukan manusia di sisi Allah pada hari kiamat ialah seorang lelaki yang mendatangi istrinya dan

cerita istri solehah terhadap suami